ASUHAN KEPERAWATAN AKNE VULGARIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Kulit merupakan bagian terluar yang melindungi bagian tubuh
yang didalam. Perawatan diri terutama kulit sangat diperlukan agar kulit tetap
utuh, jika perawatan kulit tidak teratur dapat menyebabkan berbagai kelainan
kulit diantaranya akne vulgaris. Akne vulgaris merupakan peradangan menahun
folikel polisebasea yang umumnya terjadi pada remaja dan dapat sembuh sendiri.
Umumnya insiden terjadi pada usia 14 – 17 tahun pada wanita dan 16 – 19 tahun
pada pria. Penyebab dari akne vulgaris ini ada bermacam- macam diantaranya
stress, ras , hormonal cuaca dan lain – lain.
Sebagai seorang perawat profesional peran perawat yang
paling inti dalam memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai pengajar
kesehatan dan konseling, dimana harus memberikan pendidikan kesehatan dan
support emosional serta conseling pada pasien dengan akne vulgaris.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan akne
vulgaris meliuti pengkajian , diagnosa, perencanaan , implementasi dan evaluasi
serta memberikan pendidikan kesehatan.
B.
Tujuan.
1.
Tujuan umum
Setelah mengikuti presentasi diharapkan agar dapat
memahami tentang asuhan keperawatan akne vulggaris.
2.
Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa/I dapat :
v Menjelaskan pengertian akne vulgaris
v Menjelaskan etiologo akne vulgaris
v Menjelaskan patofisiologi akne vulgris
v Menjelaskan epidemiologi dan manifestasi klinik akne
vulgaris
v Menjelaskan gradasi dan diagnosis akne vulgaris
v Menjelaskan manajemen medik dan opencegahan akne vulgaris
v Menjelaskan asukan keperawatan akne vulgaris
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian.
Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan
menahun folikel polisebaseus yang ditandai dengan adannya komedo, papul,
pustule, nodus dan kista pada tempat predileksinya. Akne sering dikenal dalam
masyarakat dengan istilah jerawat.
Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebaseus
(Harahap Marwali ,2000)
Akne
Vulgaris merupakan penyakit peradangan menahun folikel poisebaseus yang umumnya
terjadi pada remaja dan dapat sembuh sendiri. Akne vulgaris rentan dan paling
sering ditemukan pada daerah wajah, leher dan badan bagian atas.( Suddart and
Brunner 2000).
B.
Epidemiologi.
Karena hampir setiap orang pernah mengalami penyakit ini
,maka sering dianggap sebagai penyakit kulit yang timbul secara fisiologi,
umumnya insiden terjadi pada umur 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada
pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul dan jarang
terlihat lesi beradang.
Pada seorang gadis akne dapat terjadi
premenarkhi.setelah masa remaja kelainan ini berangsur berkurang. Namun
kadang pada wanita akne ini tetap menetap sampai dekade umur tiga puluhan
atau lebih. Meskipun pada pria kane vulgaris lebih cepat berkembang, namun
dalam penelitian diketahui bahwa justru gejala akne vulgrais yang berat terjadi
pada pria.
Diketahui juga bahwa ras oriental (jepang, cina, korea)
lebih jarang menderita akne vulgaris dibanding dangan ras kaukasia (Eropa ,
amerika)dan lebih sering terjadi nodulo kistik pada orang kulit putih daripada
orang negro.
C.
Etiologi
Penyebab yang pasti dari akne vulgaris ini belum diketahui
dengan jelas tetapi banyak factor yang berpengaruh yaitu ;
1.
Sebun merupakan factor utama
penyebab timbulnya akne .Akne yang keras selalu disertai pengeluaran sebore
yang banyak .
2.
Bakteri
Mikroba
yang terlibat pada terbentuknya akne adalah Corynebacterium
acnes,staphylococcus epidermis,
3.
Herediter
Berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit (
kelenjar sebasea)
Bila
orang tua mempunyai parut bekas acne kemungkinan besar anaknya akan menderita
acne.
4.
Hormon
Hormon
androgen memegang peranan yang penting karena kelenjar palit sangat sensitive
terhadap hormon ini .Hormon androgen berasal dari kelenjar adrenalin yang
menyebabkan kelenjar palit bertambah besar dan produksi sebum meningkat.
5. Iklim
Akne
bertambah hebat pada musim dingin sebaliknya kebanyakanmembaik pada musim
panas.
6. Psikis
Pada
beberapa penderita ,stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi
acne.
7. Kosmetika
Pemakaian
bahan kosmetika tertentu ,secara terus menerus dapat menyebabkan acne ringan
D.
PATOFISIOLOGI
1. Perubahan
pola keratinisasi dalam folikel, keratinisasi dalam folikel yang biasanya
berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar untuk lepas dari
saluran folikel tersebut.
2. Produksi
sebum meningkat oleh kelenjar sebasea yang menyebabkan meningkatnya unsur
komedogenik dan inflamatogenik penyebab meningkatnya lesi akne.
3. Terbentuknya
fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflamasi folikel dalam
sebum dan kekentalan sebum yang penting pada proses patogenesis penyakit.
4.
Peningkatan jumlah flora folikel yang berperan dalam proses kemotaktik
inflamasi serta pembentukan ensim lipolitik pengubah fraksi lipit sebum.
5. Terjadi
respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang memperberat akne
6.
Peningkatan hormon androgen ,anabolic, kortiikosteroid, serta ACTH yang mungkin
menjadi faktor penting pada peningkatan kelenjar sebasea.
7. Terjadi
stres yang dapat memicu peningkatan kelenjar sebasea baik secara langsung atau
melalui ranggsangan terhadap kelenjar hipofisis.
8. Faktor
lain : usia, ras, cuaca/iklim, familial, makanan yang secara tidak langsung
dapat memicu peningkatan proses patogenesis tersebut.
Selama usia kanak-kanak,kelenjar sebasea berukuran kecil dan
pada dasarnya tidak berfungsi. Kelenjar ini berada dibawah kendali endokrin
khususnya hormon-hormon androgen. Dalam usia pubertas hormon androgen
menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta
mensekresi suatu minyak alami yaitu sebum yang merembes naik hingga puncak
filokel rambut dan mengalir keluar dari permukaan kulit. Pada remaja yang
berjerawat, stimulasi androgenic akan meningkatkan daya responsive kelenjar
sebasea hingga akne terjadi ketika duktus polisebasea tersumbat oleh tumpukan
sebum. Bahan yang terbentuk ini akan membentuk komedo.
E.
Manifestasi Klinik.
Manifestasi klinik dari akne fulgaris ditandai dengan empat
tipe dasar lesi : Komedo terbuka dan tertutup, papula, pustule dan lesi nodulo
kistik. Tempat predileksi akne vulgaris yaitu pada muka, bahu, dada bagian
atas, punggung bagian atas, leher, lengan atas dan glutea, kadang terkena
erupsi kulit polimorfi.akne vulgaris dapat disertai gatal dan nyeri.
Komedo merupakan gejala patognomonik bagi akne berupa papul
miliar yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam
mengandung unsur melanin sehingga disebut komedo hitam,sedang bila berwarna
putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengadung unsur melanin
disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup.
F.
Gradasi.
Gradasi yang menunjukkan berat ringannya penyakit diperlukan
bagi pilihan pengobatan. Adanya pola pembagaian gradasi akne vulgaris yang
dikemukakan :
1.
Pillsburi (1963) membuat gradasi
sebagai berikut
v
Komedo dimuka
v
Komedo, papul, pustule dan
peradanggan lebih dalam dimuka
v
Komedo , papul, pustule dan
peradangan lebih dalam dimuka, dada dan punggung
v
Akne konglobata
2.
Frank (1970)
v
Akne komedonal non infalmatori
v
Akne komedonal inflamattori
v
Akne papular
v
Akne papulo pustular
v
Akne agak berat
v
Akne berat
v
Akne nodulo kistik konglobata
3.
burke dan cunliffe (1984)
v
Akne minor yang terdiri atas gradasi
¼, ½, ¾.
v
Akne mayor yang terdiri atas gradasi
1,1 ¼, ½, 1 ¾ ,2, 2 ½, 3,4, 5, 6, 7.
4.
Plewig dan kligman (1975)
v
Komedo yang terdiri atas gradasi
1.
bila ada kurang dari 10 komedo dari
satu sisi muka
2.
bila ada 10-24 komedo
3.
Bila ada 25-50 komedo
4.
Bila ada lebih dari 50 komedo
v
Papulo pustule yang terdiri dari
empat gradasi
1.
Bila ada kurang dari 10 papulo
pustule dari satu sisi muka
2.
bila ada 10-20 lesi papulo pustule
3.
Bila ada 21-30 papulo pustule
4.
Bila ada lebih dari 30 lesi papulo
pustule
v
Konglobata
5.
Bagian ilmu penyakit kulit dan
kelamin FKUI/RSUPNDr cipto mangunkusumo membuat gradasi sebagai berikut :
v
Ringan bila: beberapa lesi tak
beradang pada satu predileksi, sedikit lesi tak beradang pad tempat predileksi
, sedikit lesi beradang pada tempat predileksis
v
Sedang bila: banyak lesi tak
beradang pada 1 predileksi, beberapa lesi tak beradang pada lebih dari satu
predileksi, beberapa lesi beradang pada 1 predileksi, sedikit lesi beradang
pada satu predileksi.
v
Berat bila : banyak lesi tak
beradang pada lebih dari 1 predileksi, banyak lesi beradang pada 1 atau lebih
predileksi
v
Catatan : sedikit <5, beberapa
5-10, banyak > 10 lesi. Tak beradang : komedo hitam dan putih, papul.
Beradang : papul, nodus, kista.
G.
Diagnosis.
Diagnosis akne vulgaris ditegakan atas dasar kinik dan
pemeriksaan ekskholesi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo
ekstraktor. Pemeriksaan histopatologi memperlihatkan gambaran yang tidak
spesifik berupa serbukan sel radang kronik disekitar folikel poli sebasea
dengan masa sebum didalam folikel.
Pemeriksaan mikrobiologi terhadap jasad renik yang mempunyai
peran pada etiologi dan patoisiologi akne vulgaris dapat dilakukan
dilaboratorium yang lengkap . pemeriksaan susunan dan kadar lipit permukaan
kulit, dapat pula dilakukan untuk tujuan penelitian.
H.
Manajemen Medik.
Pengobatan
akne vulgaris dapat dilakukan dengan cara memberikan obat topical . sistemik,
dan pembedahan.
1)
Pengobatan topical
Untuk mencegah pembentukan komedo,
menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi yang terdiri atas
v Bahan
iritan yang dapat mengelupas, misalnya sulfur, peroksida bensoil, asam
salisilat, asam vitamin A, asam aseleat , asam alfa hidroksi (AHA), misalnya
asam glikolat.
v Antibiotika
topical yang dapat mengurangi mikroba dalam folikel yang berperan dalam
etiopatogenesis akne vulgaris misalnya, tetrasiklin , eritromisin dan
lain-lain.
v Anti
peradangan topical, salap atau krim kortokosteroid kekuatan ringan atau sedang
atau suntikan intra lasi kortikosteroid kuat pada lesi nodulokistik.
2)
Pengobatan sistemik
Pengobatan
sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktifitas jasad renik disamping juga
mengurangi reksi radang , menekan produksi sebun dan keseimbangan hormonal.
v Anti
bakteri sistemik, tetrasiklin , eritromisi, doksiklin dan trimetropin.
v Estrogen
antiandrogen sipriteron asetat.
v Vitamin
A dan retinoid oral
3)
Bedah kulit
Tindakan
bedah kulit kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan parut akibat
akne vulgaris yang berat. Tindakan ini dilakukan setelah akne vulgarisnya
sembuh.
v Bedah
skapel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol
v Bedah
listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran sebum.
v Bedah
kimia dengan asan triklor asetat untuk meratakan jaringan parut yang
berbenjol.
v Dermabrasi
untuk meratakan jaringan parit yang hipo dan hipertrofi pasca akne yang lias.
I.
Pencegahan.
Akne dapat dikendalikan dan sikatrik dapat dicegah, dengan
terapi bijaksana yang diteruskan sampai proses penyakit menghilang
spontan, Ditujukan untuk mencegah pembentukan mikrokomedo, melalui pengurangan
hyperkeratosis folikel, produksi sebum, populasi. Pengendalian awal memerlukan
waktu paling sedikit 4-8 minggu juga penting untuk memperhatikan pengaruh
emosional berat pada akne.
v
Diit rendah lemak dan Karbohidrat.
v
Melakukan perawatan kulit untuk
membersihkan permukaan kulit dari kotoran dan jasad renik.
v
Hidup sehat dan teratur
v
Cukup istirahat
v
Olahraga sesuai kondisi tubu
v
Penggunaan kosmetik secukupnya
v
Hindari polusi debu
v
Hindari pemencetan
v
Memberikan informasi secukupnya pada
penderita mengenai penyebab, perjalanan penyakit dan lamanya pengobatan.
J.
Komplikasi.
Komplikasi
potensial yang dapat terjadi pada akne vulgaris meliputi :
v
Pembentukan sikatrik.
v
Infeksi.
ASUHAN KEPERAWATAN AKNE VULGARIS
1.
Pengkajian.
v
Kulit : dengan mengamati dan
mendengarkan ,perawat dapat mengetahui bagaimana persepsi klien tentang
kulitnya
v
Kaji persepsi pasien tentang
penyakitnya, orang muda yang satu mungkin menganggap lesi yang kecil sebagai
cacat yng tidak bisa dioleransi sementara remaja yang lain memandang kelainan
yang lebih luas sebagai hal yang normal. Pada remaja dalam tahun tahun formatif
perkembangan merupakan orang yang rentan dan perlu didekati serta perhatian
ketika mereka berupaya untuk mengatasi akne.
v
Kaji kegiatan seksual dan metode
kontrasepsi yang digunakan pada wanita usia produktif khususnya jika pengobatan
akne tersebut meliputi pemakaian isotretinoin yang diketahui memiliki
sifat-sifat teratogenik.
v
Kaji persepsi pasien tentang
fektor-faktor yang memicu peningkatan intensitas akne atau yang membuat lesi
semakin parah, seperti makanan dan minuman, gesekan dan tekanan dari pakaian ,
trauma akibat upaya untuk memijat keluar komedo dengan tangan.
v
Inspeksi komedo : komedo yang
tertutup tampak seperti papula kecil yang agak menonjol, sedangkan komedo yang
terbuka akan terlihat agak menonjol dengan pemadatan bagian tengah folikel.
v
Palpasi : nyeri tekan pada daerah
akne yang meradang.
v
Catat ciri-ciri lesi inflamatori
seperti Papula, pustule, nodus dan kista.
2.
Diagnosa Keperawatan.
v
Gangguan body image b.d rasa
malu dan frustrasi terhadap tampilan diri.
v
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d
proses peradangan.
v
Kurang pengetahuan tentang proses
penyakit b.d kurang terpapar terhadap informasi.
3.
Perencanaan.
Diagnosa I
Goal :
Klien akan mempertahankan konsep diri yang positif selama dalam perawatan
Objektif : Dalam jangka waktu 2x 24
jam pasien tidak merasa malu dengan tampilan diri, dapat berinteraksi yang
normal dengan orang lain
Intervensi
dan rasional :
v
Kaji persepsi pasien dan
pandangannya terhadap akne
R/
Pasien yang memandang akne sebagai cacat kulit biasanya tidak toleransi
terhadap tampilan diri, sedangkan pasien yang memandang akne sebagai penyakit
yang normal dan fisiologis dapat menerima konsep diri dan tidak beresiko
terganggu konsep diri
v
Perhatikan perilaku menarik diri,
membicarakan diri tertang hal negatif
R/
Mengidentifikasi kebutuhan untuk interfensi
v
Tanyakan nama panggilan pasien
R/
Menunjukan penghargaan dan pengakuan personal
v
Dorong pengungkapan perasaan, merima
apa yang dikatakan
R/
Orang terdekat memulai penerimaan perubahan dan mengurangi ansietas mengenai
perubahan citra diri
Evaluasi : Mengembangkan peningkatan pemahaman
terhadap masalah kulit, tidak malu dan dapat berinteraksi dengan orang lain.
Diagnosa
II.
Goal
: Pasien akan mempertahankan rasa nyaman selam dalam perawatan
Objektif : Klien bebas nyeri , skala
nyeri 0 , tidak ada tanda-tanda peradangan
Interfensi dan rasional :
v
Kaji tipe ,lokasi nyeri perhatikan
intensitas pada akala 0-10
R/
Berguna dalam intervensi selanjutnya
v
Berikan waktu untuk ekspresi
perasaan dalam tingkat kemampuan berkomunikasi
R/
Ekspresi masalah atau rasa takut menurunkan ansietas atau siklus nyeri
v
Dorong menggunakan teknik manajemen
stress misalnya napan dalam
R/
Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatakan
kembali kemampuan koping menghilangkan nyeri
Evaluasi : Mematuhi terapi yang
diresepkan, mengembangkan kemampuan untuk menerima keadaan diri, bebas nyeri,
tidak ada tanda peradangan
Diagnosa
III.
Goal : Klien akan
meningkatkan pengetahuan selam dalam perawatan.
Objektif : Klien tahu tentang penyebab,
perjalanan penyakit, pengobatan dan lamanya pengobatan serta pencegahan akne
vulgaris
Intervensi
dan rasional :
v
Menjelaskan pada pasien tentang
penyebab, perlawanan penyakit , pengobatan dan lamanya pengobatan serta
pencegahan akne vulgaris
R/
Meningkatkan pengetahuan pasien
Evaluasi
: Pasien mengerti
tentang penyakitnya / pemahamannya bertambah.
4.
Implemeentasi.
Implementasi disesuaikan dengan intervensi.
5.
Pendidikan Pasien.
1)
Menganjurkan pasien menghindari
makanan yang dapat meningkatkan akne
2)
Melakukan perawatan diri secara
teratur khususnya perawatan muka
3)
Menganjurkan pasien menghindari
kosmetik yang berlebihan.
4)
Menganjurkan pasien untuk membasuh
wajah menggunakan sabun ringan dan air dua kali sehari
5)
Konsulkan tentang perlunya konsisten
terhadap pengobatan dan penggunaan produk produk pembersih yang dianjurkan.
6)
Ajarkan pasien tentang proses
penyakit
7)
Memberitahukan pasien bahwa
pengobatan dapat membutuhkan waktu 4-6 minggu atau lebih untuk memberikan
hasil.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Akne vulgaris merupakan peradangan menahun folikel
polisebasea yang umumnya terjadi pada remaja, yang sering ditemukan pada daerah
muka, leher serta badan bagian atas. Hampir semua orang pernah mengalami
penyakit ini sehingga akne vulgaris ini disebut sebagai penyakit kulit yang
timbul secara fisiologis. Orang dengan akne vulgaris tidak perlu dirawat
dirumah sakit, namun ada beberapa macam terapi yang diberikan pada pasien akne
vulgaris yakni : pengobatan sistemik, pengobatan topical dan pembedahan.
Sedangkan untuk mencegah timbulnya akne dianjurkan beberapa hal yaitu : diet,
perawatan kulit dan memberikan informasi yang cukup kepada pasien mengenai
penyebab penyakit serta pencegahannya.
B.
Saran.
Dari hasil pembahasan diatas, maka disarankan agar dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan akne vulgaris
harus diperhatikan pendidikan kesehatan yang penting yakni: diet,
perawatan diri dan menghindari kosmetik berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar